Pernahkah Anda merasa frustrasi dengan kampanye digital marketing yang gagal dalam menarik perhatian audiens? Padahal, Anda sudah menghabiskan banyak waktu dan anggaran namun hasil yang didapatkan tidak sesuai harapan.
Click-Through Rate, atau disingkat CTR adalah metrik penting yang menjadi kunci untuk mengukur kesuksesan kampanye iklan atau konten Anda dalam menarik perhatian audiens. Dengan memahami metrik ini, Anda dapat dengan lebih baik membuat strategi SEM yang lebih efektif lagi.
Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu CTR, mengapa metrik ini penting, cara menghitungnya, hingga langkah-langkah yang dapat Anda terapkan untuk meningkatkan CTR Anda di berbagai platform digital.
Apa Itu CTR?
Dilansir dari Backlinko, CTR adalah singkatan dari Click-Through Rate, yaitu metrik yang digunakan untuk mengukur seberapa sering orang yang melihat iklan atau link tertentu melakukan klik pada iklan atau link tersebut.
CTR dihitung sebagai persentase dari jumlah klik yang diterima sebuah link atau iklan dibandingkan dengan jumlah tayangan (impressions). CTR biasanya digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dari kampanye iklan online, email marketing, dan hasil pencarian organik di mesin pencari.
Secara matematis, rumus CTR adalah sebagai berikut:
CTR = (Jumlah Klik / Jumlah Tayangan) X 100%
Misalnya, jika sebuah iklan ditampilkan sebanyak 10.000 kali, namun hanya mendapatkan 50 klik, maka CTR dari kampanye iklan tersebut adalah:
CTR = (50 / 10000) X 100% = 0,5%.
Berdasarkan perhitungan, CTR kampanye iklan tersebut memiliki nilai CTR sebanyak 0,5%. Apakah nilai CTR ini sudah baik? Ya, namun tergantung dari berbagai aspek lain seperti jenis dan platform iklan. Anda dapat melihat pembahasannya pada bagian berapa angka CTR yang baik di artikel ini.
CTR memberikan gambaran tentang seberapa menarik atau relevan suatu konten bagi audiens yang melihatnya. Pada umumnya, semakin tinggi nilai CTR yang Anda miliki, maka semakin baik juga iklan atau konten Anda dalam menarik audiens.
Anda tidak perlu khawatir harus menghitung CTR secara manual, karena saat ini kebanyakan tools digital marketing sudah menyediakan informasi mengenai persentase CTR secara langsung.
Kenapa CTR Penting?
CTR adalah indikator penting dalam digital marketing karena metrik ini menunjukkan sejauh mana audiens merespons konten yang disajikan. Berikut beberapa alasan mengapa CTR sangat penting:
- Mengukur Relevansi Konten: CTR yang tinggi menunjukkan bahwa konten, email, atau iklan Anda relevan dengan audiens target pasar Anda. Sebaliknya, CTR yang rendah berarti pesan atau penargetan kampanye Anda perlu dilakukan evaluasi.
- Mempengaruhi Quality Score Iklan: Di platform seperti Google Ads, CTR memengaruhi Quality Score, yaitu metrik yang menilai relevansi dan kualitas iklan Anda. Semakin tinggi Quality Score, semakin baik penempatan iklan Anda dan semakin rendah biaya per klik (CPC) yang harus Anda bayar, sehingga kampanye menjadi lebih hemat biaya.
- Mengukur A/B Testing: CTR dapat berguna untuk melakukan A/B testing pada kampanye iklan yang Anda lakukan. Dari melakukan perbandingan A/B testing, Anda dapat menentukan iklan mana yang memiliki performa lebih baik dari metrik CTR.
- Menunjukkan Potensi ROI: CTR adalah salah satu metrik dasar yang dapat menunjukkan potensi metrik ROI (Return on Investment). Klik adalah langkah pertama menuju konversi, seperti pembelian atau pendaftaran.
- Meningkatkan Ranking dan Traffic: Dari segi SEO sendiri, CTR bukan ranking factor yang diperhatikan oleh mesin pencari. Namun, CTR memberikan sinyal kepada mesin pencari tentang relevansi dan kualitas dari konten situs web Anda. Memiliki CTR tinggi berarti pengguna lebih sering mengunjungi konten situs Anda dibandingkan situs lain, yang dapat berdampak pada pada peningkatan peringkat di mesin pencari.
- Optimasi Strategi: Dengan memantau CTR, Anda dapat mengidentifikasi elemen mana yang perlu diperbaiki dalam kampanye iklan ataupun konten situs web Anda, seperti judul, CTA (Call-to-Action), atau visual yang kurang menarik.
Cara Menghitung CTR
Menghitung CTR sangat mudah menggunakan rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun, penting untuk memahami konteksnya agar analisis menjadi lebih bermakna. Berikut contoh lain:
- Anda menjalankan kampanye email marketing yang dikirim ke 5.000 orang penerima.
- Dari jumlah tersebut, 200 orang mengklik tautan di dalam email.
CTR = (200 / 5.000) X 100% = 4%
Artinya, 4% dari penerima email tertarik dan mengklik tautan yang Anda sediakan.
Anda dapat menggunakan cara hitung manual ini untuk mencari tahu nilai CTR dari setiap kampanye digital marketing yang Anda lakukan. Anda hanya perlu membagi jumlah klik dengan jumlah tayang (impression) yang kemudian dikalikan dengan 100%.
Alternatif cara lain yang bisa Anda lakukan adalah langsung melihat bagian reporting dari platform kampanye Anda. Kebanyakan platform iklan seperti Google Ads, Meta Ads, dan semacamnya akan memberikan informasi CTR ini, jadi Anda tidak perlu repot menghitung nilai CTR ini.
Berapa Angka CTR yang Baik?
Tidak ada patokan baku untuk angka CTR yang baik, karena hal ini bergantung pada industri, platform, dan jenis kampanye yang Anda jalankan. CTR yang dianggap baik di satu industri belum tentu baik di industri lainnya, begitu pula jika Anda membandingkan CTR kampanye iklan berbayar dan CTR dari hasil pencarian SEO organik.
Namun, beberapa website seperti WordStream, Backlinko, dan Mailchimp memberikan laporan mengenai benchmark iklan Google Ads, Google Search Organic, hingga platform lainnya seperti Facebook Ads.
Data ini akan digunakan sebagai patokan untuk menentukan angka terbaik untuk CTR kampanye iklan di suatu industri. Anda dapat membandingkan nilai CTR kampanye Anda dengan CTR yang dilaporkan oleh situs-situs tersebut, dan tetap mempertimbangkan faktor lain seperti lokasi negara.
CTR Google Ads
Berdasarkan data yang dilaporkan WordStream, CTR rata-rata Google Ads (Search) dari semua industri adalah 6,42% dengan CTR tertinggi 13,04% berasal dari industri Arts & Entertainment.
Sedangkan pada Google Ads (Display), rata-rata CTR-nya lebih rendah, sekitar 0,5% hingga 2%. Hal ini disebabkan orang-orang mencari secara aktif di Google Search, yang meningkatkan kemungkinan mereka mengklik iklan tersebut, sedangkan pada iklan display orang bersikap lebih pasif.
CTR Facebook Ads
Data CTR Facebooks Ads didapatkan dari laporan WordStream, Anda dapat melihat Facebook ads memiliki rata-rata CTR sebesar 2,53% dari semua industri, dengan CTR tertinggi berasal dari industri Real Estate sebesar 2,60%.
CTR Email Marketing
Selanjutnya, data CTR rata-rata untuk email marketing ini didapatkan dari laporan Mailchimp. Kampanye email marketing memiliki CTR yang cukup besar, yaitu sebanyak 35,63% orang membuka email, dan 2,62% yang mengunjungi link dari email tersebut.
Laporan dari Mailchimp tidak memberikan data visual yang menampilkan CTR dari berbagai industri dalam satu gambar. Namun, Anda dapat mengunjungi halaman Mailchimp tadi dan memilih industri bisnis Anda langsung, Anda kemudian akan mendapatkan informasi mengenai CTR dan informasi lainnya yang cukup berguna untuk meningkatkan strategi email marketing Anda.
CTR Google Search Organic
Bagi praktisi SEO, data CTR pencarian organik mungkin menjadi yang paling menarik. Backlinko memberikan laporan mengenai rata-rata besarnya CTR yang dimiliki halaman web yang muncul di halaman pertama hasil pencarian SERP Google.
Website dengan peringkat ke-1 pada halaman pertama hasil pencarian Google memiliki rata-rata CTR sebesar 27,6%. Sedangkan peringkat ke-10 pada halaman pertama memiliki rata-rata CTR sebesar 2,4% saja, yang terbilang cukup jauh perbedaannya dengan peringkat ke-1.
Cara Meningkatkan CTR Iklan
Jika Anda membandingkan nilai CTR kampanye Anda dengan CTR rata-rata industri dan melihat CTR yang dimiliki kampanye Anda rendah, jangan khawatir. Saat ini, terdapat banyak cara yang efektif untuk meningkatkan CTR iklan Anda.
Analisis Audiens Target
Sebelum melakukan kampanye, Anda perlu mengetahui siapa audiens Anda, baik dari segi demografi, seperti usia, jenis kelamin, lokasi, hingga minat dan perilaku mereka. Jika Anda sudah pernah melakukan kampanye, gunakan data dari kampanye tersebut untuk lebih memahami apa yang menarik perhatian audiens Anda.
Gunakan Strategi Penargetan yang Tepat
Setelah Anda memahami Audiens yang tepat, Anda juga perlu memastikan data tersebut diterapkan dengan sesuai. Manfaatkan segmentasi audiens untuk menarget audiens yang lebih spesifik.
Selain menargetkan segmentasi, Anda juga dapat melakukan A/B testing untuk melihat iklan versi mana yang lebih cocok untuk audiens Anda, sehingga iklan lebih relevan dan tertarget dengan efektif.
Buat Headline yang Menarik
Headline adalah elemen pertama yang dilihat oleh audiens, sehingga headline yang ada pada iklan Anda harus mampu menarik perhatian. Buatlah headline yang langsung menonjolkan manfaat atau nilai utama dari produk atau layanan Anda.
Kata-kata pemicu seperti “Gratis,” “Eksklusif,” atau “Terbatas” sering kali efektif dalam meningkatkan minat, namun tetap pastikan kata tersebut relevan dengan isi iklan Anda. Anda juga bisa menggunakan pertanyaan yang dapat memancing rasa ingin tahu, seperti “Ingin Meningkatkan Leads Website Menjadi 500%?” atau semacamnya.
Pastikan Desain Visual Menarik
Dalam konteks iklan display atau di sosial media, elemen visual atau tampilan memegang perang yang sangat penting. Elemen visual ini dapat berupa gambar atau video yang relevan dengan isi konten atau iklan Anda.
Pilih warna yang mencolok tetapi tetap harmonis dengan identitas merek Anda untuk menarik perhatian. Anda juga dapat menambahkan elemen Call-to-Action (CTA) yang jelas, seperti “Klik di Sini” atau “Daftar Sekarang,” untuk mendorong audiens mengambil tindakan.
Optimasi Copywriting Iklan
Copywriting dalam iklan harus singkat, padat, dan langsung pada intinya, maka dari itu hindari teks yang terlalu panjang, dan fokuslah pada manfaat produk atau layanan Anda, bukan hanya fitur-fiturnya.
Gunakan bahasa yang sesuai dengan audiens Anda, misalnya untuk target profesional, gunakan bahasa yang formal, sementara untuk audiens muda, gaya bahasa yang santai mungkin lebih cocok.
Perhatikan Waktu dan Platform Penayangan
Waktu dan platform adalah hal yang perlu diperhatikan jika Anda berencana beriklan di sosial media. Pelajari kapan audiens Anda paling aktif untuk memaksimalkan peluang mereka melihat iklan Anda.
Pilih platform yang sesuai dengan karakteristik audiens Anda, misalnya LinkedIn lebih cocok untuk profesional, Instagram untuk pengguna muda, atau Google Ads jika ingin menyasar pengguna yang aktif mencari produk atau layanan.
Analisis dan Optimasi Secara Berkala
Terakhir, lakukan pemantauan dan optimasi berkala pada iklan Anda untuk memastikan keberhasilan jangka panjang kampanye marketing Anda. Pantau data metrik iklan, seperti CTR, impresi, dan konversi, untuk mengukur efektivitas. Pelajari pola dari kampanye sukses sebelumnya untuk menemukan strategi terbaik.
Cara Meningkatkan CTR Pencarian Organik
Jujur, sebenarnya hal yang paling meningkatkan CTR secara signifikan pada hasil pencarian organik adalah ranking halaman Anda. Semakin tinggi ranking halaman Anda di mesin pencari, maka semakin tinggi CTR website Anda. Namun, pada umumnya Anda dapat melakukan beberapa hal.
Optimasi Meta Title atau Judul Halaman
Pastikan meta title halaman Anda menarik perhatian, relevan dengan search intent pencarian pengguna, dan mengandung kata kunci utama. Gunakan angka, pertanyaan, atau kata-kata menarik seperti “Panduan Lengkap”, “Cara”, atau “Terbaik” untuk meningkatkan daya tarik.
Gunakan Meta Description yang Persuasif
Meta description memberikan gambaran singkat tentang isi halaman, berikan deskripsi yang tidak hanya informatif namun juga menarik untuk diklik. Jelaskan manfaat halaman Anda secara ringkas, gunakan bahasa yang menarik, dan masukkan call-to-action seperti “Pelajari lebih lanjut” atau “Temukan caranya di sini”.
Manfaatkan Rich Snippets
Gunakan schema markup (structured data) untuk memungkinkan Google menampilkan rich snippets seperti ulasan bintang, harga produk, FAQ, atau resep. Rich snippets membuat hasil pencarian Anda lebih menonjol dan memberikan informasi tambahan yang relevan, sehingga mendorong lebih banyak klik.
Optimasi untuk Featured Snippets
Google sering menampilkan featured snippets di bagian atas hasil pencarian. Anda dapat mengoptimalkan halaman untuk muncul di bagian ini dengan menjawab pertanyaan audiens secara langsung, jelas, dan terstruktur dalam bentuk paragraf, daftar, atau tabel.
Targetkan Long-Tail Keywords
Long-tail keywords biasanya memiliki persaingan yang lebih rendah dan lebih relevan dengan niat pengguna. Dengan menargetkan kata kunci spesifik, Anda dapat menarik audiens yang lebih tertarik dengan konten Anda, sehingga meningkatkan peluang klik.
Optimasi Keseluruhan Aspek SEO
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, peringkat di hasil pencarian merupakan faktor terbesar yang berdampak langsung pada nilai CTR. Maka dari itu, Anda perlu melakukan optimasi pada seluruh aspek SEO website Anda, mulai dari membuat konten berkualitas, optimasi SEO on-page, off-page, hingga technical.
SEO dapat membantu halaman konten website Anda meraih peringkat yang lebih tinggi di hasil pencarian Google, dan mesin pencari lainnya. Namun, perlu diingat bahwa SEO bukanlah hal yang instan, hasil optimasi yang Anda lakukan memerlukan waktu untuk memberikan hasil.
Kesimpulan
CTR adalah salah satu metrik penting dalam digital marketing yang digunakan untuk membantu Anda mengukur efektivitas kampanye. Dengan CTR, Anda dapat mengevaluasi relevansi konten, meningkatkan skor kualitas iklan, dan mengoptimalkan strategi pemasaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Ingatlah bahwa CTR hanyalah langkah awal. Setelah mendapatkan klik, Anda perlu memastikan bahwa landing page yang dituju mampu mengkonversi pengunjung menjadi pelanggan. Dengan pendekatan yang tepat, Anda tidak hanya dapat meningkatkan CTR, tetapi juga mencapai tujuan bisnis secara keseluruhan.