Bounce rate adalah metrik penting yang sering digunakan digital marketer, dan praktisi SEO untuk menilai seberapa baik suatu halaman website dalam menarik perhatian pengunjung untuk berinteraksi lebih lanjut dengan konten lainnya.
Memahami bounce rate merupakan suatu keharusan bagi seorang pemilik website, karena hal ini dapat menjadi patokan untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna, meningkatkan SEO, dan mendongkrak konversi dengan lebih baik lagi.
Artikel ini akan menjelaskan pengertian dari bounce rate, kenapa metrik ini penting, bagaimana cara kerjanya, hingga cara menurunkan bounce rate pada website Anda.
Apa itu Bounce Rate?
Menurut Backlinko, bounce rate adalah persentase pengunjung meninggalkan halaman situs web Anda tanpa melakukan interaksi lebih lanjut seperti mengunjungi halaman lain, mengisi formulir yang ada, hingga melakukan pembelian.
Di Google Analytics, engagement rate dan bounce rate adalah dua metrik yang sama-sama mengukur tingkat engagement pengguna yang ada di website Anda. Jika engagement rate adalah persentase sesi orang yang terlibat di situs web Anda, maka bounce rate adalah kebalikannya, yaitu persentase sesi orang yang tidak terlibat.
Sebagai contoh, jika ada orang yang mengunjungi situs web Anda selama 30 detik, setelah itu dia langsung meninggalkan situs Anda tanpa mengunjungi halaman lain, maka akan terjadi bounce rate.
Kenapa Bounce Rate Penting?
Bounce rate bukan hanya sekedar angka random, metrik ini memberikan wawasan penting tentang interaksi pengunjung dengan situs Anda. Apa yang membuat bounce rate itu penting? Berikut beberapa alasannya:
Mengukur Keterlibatan Pengunjung
Bounce rate yang rendah menunjukkan bahwa pengunjung tertarik dengan konten dan ingin melihat lebih banyak konten lainnya. Sebaliknya, bounce rate yang tinggi menunjukkan bahwa pengunjung tidak menemukan jawaban mereka secara langsung dan tidak tertarik untuk mengunjungi bagian lain di situs web.
Menganalisis Pengalaman Pengguna (User Experience)
Pengalaman pengguna adalah faktor kunci dalam menjaga pengunjung tetap berada di situs Anda. Bounce rate yang tinggi sering kali mengindikasikan bahwa pengguna merasa situs Anda sulit dinavigasi, lambat, atau tidak menarik.
Meningkatkan Performa SEO
Bounce rate dapat memengaruhi peringkat SEO situs Anda. Mesin pencari seperti Google sering menganggap bahwa bounce rate yang tinggi adalah indikasi bahwa pengunjung tidak menemukan informasi yang relevan. Ini bisa memengaruhi ranking halaman Anda di hasil pencarian.
Meningkatkan Konversi
Jika pengunjung meninggalkan situs Anda dengan cepat, peluang untuk konversi ke penjualan, pendaftaran, atau tindakan lainnya menjadi lebih rendah. Memiliki bounce rate rendah berarti pengunjung sering mengunjungi halaman lain di situs web Anda, hal ini meningkatkan kesempatan mereka untuk konversi.
Cara Kerja Bounce Rate
Bounce rate dihitung berdasarkan data sesi yang dikumpulkan oleh alat analitik web seperti Google Analytics. Saat pengunjung memasuki halaman situs Anda, sistem mencatat apakah mereka mengklik halaman lain atau tidak. Jika pengunjung hanya melihat satu halaman, itu dihitung sebagai bounce.
Metrik ini bergantung pada dua faktor utama:
- Durasi sesi: Jika pengunjung hanya menghabiskan waktu singkat di halaman Anda (misalnya, sesi kunjungan hanya 0 detik di halaman), ini bisa dianggap sebagai bounce.
- Interaksi: Tidak adanya interaksi seperti klik, kunjungan ke halaman lain, atau pengisian formulir pada halaman juga mengarah pada bounce.
Cara Menghitung Bounce Rate
Bounce dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Bounce Rate = (Jumlah Pengunjung yang Keluar Tanpa Interaksi / Total Pengunjung) X 100%
Misalnya, jika 500 dari 1.000 pengunjung meninggalkan halaman tanpa berinteraksi, bounce rate situs web Anda adalah 50%.
Cara Cek Bounce Rate di Google Analytics
Menghitung bounce rate secara manual tentunya akan memakan waktu yang tidak sedikit. Untungnya, kebanyakan tools analytics dapat membantu Anda menghitung bounce rate secara otomatis. Berikut langkah untuk mengecek bounce rate di Google Anlytics:
Pertama, masuk ke akun Google Analytics situs web Anda, pilih situs web yang ingin Anda lihat tingkat bounce rate-nya. Pergi ke bagian “Reporting” yang ada di bagian kiri, kemudian pilih bagian “Engagement” dilanjut “Page and Screens”. Anda dapat melihat gambar di bawah.
Di bagian kanan atas, tepatnya di bawah foto profil, Anda dapat melihat ikon pensil untuk mengedit halaman report, klik ikon tersebut.
Klik bagian metrics.
Scroll dan Anda akan menemukan kolom “Add Metrics”, cari “Bounce Rate” atau Anda bisa mengetikkannya secara langsung. Setelah selesai menambahkan metrik bounce rate, pastikan Anda klik “Apply” dan “Save” untuk memperbarui halaman report.
Anda dapat melihat secara langsung data bounce rate masing-masing halaman yang ada di situs web Anda. Anda dapat menambahkan metrik bounce rate di bagian lain, lakukan kustomisasi sesuai keinginan Anda.
Apa Bounce Rate Tinggi Buruk?
Metrik ini memberi Anda gambaran yang jelas tentang kualitas pengalaman pengguna di situs Anda. Secara umum, memiliki bounce rate rendah adalah hal yang baik, tapi Google sendiri bilang bahwa bounce rate tinggi belum tentu adalah hal yang buruk.
Anda perlu mempertimbangkan tujuan situs atau bisnis Anda, misalnya jika situs Anda adalah e-commerce, tentunya Anda ingin pengunjung membuka halaman produk, menambahkannya ke kerjanjang, dan lanjut ke halaman check out. Hal ini berarti bounce rate situs e-commerce yang Anda miliki haruslah rendah.
Contoh lainnya, jika halaman situs web Anda kebanyakan adalah blog atau artikel panjang, maka pengunjung biasanya pergi setelah membaca satu artikel karena artikel tersebut sudah menjawab pertanyaan mereka dengan baik.
Berapa Bounce Rate yang Baik?
Berdasarkan laporan dari GoRocketFuel, Backlinko menyebutkan rata-rata bounce rate berkisar antara 41% hingga 51%. Tentunya, bounce rate yang baik juga tergantung pada industri atau niche dari situs web Anda.
Custom Media Labs menemukan bahwa jenis website berpengaruh pada tingkat bounce rate yang dimiliki website tersebut. Berdasarkan laporan tersebut, disebutkan bahwa rata-rata bounce rate yang dimiliki situs berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
- Situs e-commerce memiliki bounce rate sebesar 20% hingga 45%.
- Situs B2B memiliki bounce rate sebesar 25% hingga 55%.
- Situs lead generation memiliki bounce rate sebesar 30% hingga 55%.
- Situs konten non-ecommerce memiliki bounce rate sebesar 35% hingga 60%.
- Situs landing page memiliki bounce rate sebesar 60% hingga 90%.
- Situs berita atau blog memiliki bounce rate sebesar 65% hingga 90%.
Di sisi lain, terdapat juga riset yang dilakukan CXL, mereka menemukan bounce rate berdasarkan sumber traffic website memiliki jarak yang cukup jauh. Berikut kesimpulan laporannya:
- Sumber dari display ads memberikan bounce rate rata-rata sebesar 56,50%.
- Sumber dari social media memberikan bounce rate rata-rata sebesar 54%.
- Sumber dari direct traffic memberikan bounce rate rata-rata sebesar 49,90%.
- Sumber dari paid traffic memberikan bounce rate rata-rata sebesar 44,10%.
- Sumber dari organic traffic memberikan bounce rate rata-rata sebesar 43,60%.
- Sumber dari referral traffic memberikan bounce rate rata-rata sebesar 37,50%.
- Sumber dari email traffic memberikan bounce rate rata-rata sebesar 35,20%.
Jadi, apa kesimpulannya? Bounce rate yang baik itu tergantung pada berbagai hal, dua di antaranya adalah sumber traffic dan jenis website Anda. Jika Anda ingin mengetahui apakah bounce rate yang dimiliki website Anda sudah baik, bandingkan dengan data di atas.
Cara Menurunkan Bounce Rate
Menurunkan bounce rate bisa membantu meningkatkan kualitas interaksi pengguna di situs Anda. Berikut beberapa langkah efektif untuk menurunkan bounce rate:
Optimasi Loading Halaman
Kecepatan halaman sangat berpengaruh pada bounce rate. Tidak ada orang yang suka dengan website dengan loading lama, mereka cenderung langsung meninggalkan situs web. Pastikan halaman situs web Anda dapat dimuat dalam waktu kurang dari tiga detik.
Anda dapat menggunakan alat seperti Google PageSpeed Insights untuk melihat performa dari kecepatan situs web Anda dan juga melakukan identifikasi area yang perlu dilakukan perbaikan.
Desain yang rapi dan navigasi yang mudah digunakan akan mendorong pengunjung untuk mengeksplorasi lebih banyak halaman.
Jika Anda memiliki situs web e-commerce atau bisnis, pastikan elemen-elemen penting seperti menu navigasi, halaman informasi penting seperti FAQ, dan halaman kontak mudah ditemukan pengguna.
Tingkatkan Kualitas Konten
Konten yang relevan, informatif, dan menarik adalah kunci utama untuk membuat pengunjung betah. Pastikan konten di situs Anda sesuai dengan kebutuhan audiens dan memberikan nilai berharga bagi pengunjung.
Gunakan Format Konten Mudah Dibaca
Pengunjung biasanya akan melakukan skimming atau scanning terlebih dahulu sebelum membaca keseluruhan. Pastikan Anda menggunakan format konten yang baik dan terstruktur agar pengunjung tertarik untuk lanjut membaca.
Gunakan subjudul, daftar poin, dan paragraf pendek untuk membuat konten lebih mudah dibaca. Langkah lain yang dapat Anda terapkan adalah dengan menambahkan gambar, tabel, dan konten visual lainnya yang dapat menarik perhatian pembaca.
Pastikan Website Mobile Friendly
Dengan meningkatnya penggunaan perangkat mobile, penting untuk memastikan situs Anda dioptimalkan untuk tampilan di smartphone dan tablet. Pastikan semua elemen situs Anda dapat diakses dengan mudah di perangkat mobile.
Hindari Penggunaan Pop-up yang Berlebihan
Pop-up yang terlalu sering atau mengganggu bisa membuat pengunjung merasa tidak nyaman dan meninggalkan situs. Gunakan pop-up secara bijak dan hanya jika benar-benar diperlukan.
Gunakan CTA yang Jelas
Call to Action (CTA) yang jelas akan mengarahkan pengunjung untuk melakukan tindakan lebih lanjut, apakah itu mengklik halaman lain, mendaftar untuk newsletter, atau membeli produk. Pastikan CTA Anda mudah ditemukan dan menarik.
Kesimpulan
Bounce rate adalah salah satu indikator kunci yang dapat membantu Anda mengukur engagement pengunjung dan efektivitas website Anda. Memahami apa itu bounce rate dan bagaimana cara menurunkannya sangatlah penting untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan konversi di situs Anda.
Lakukan optimasi pada berbagai hal, mulai dari kecepatan situs, desain yang ramah dan mobile-friendly, hingga kualitas konten yang tinggi dapat membantu Anda mengurangi bounce rate dan membuat pengunjung lebih suka berinteraksi lama dengan situs Anda.